Kamis, 19 Juli 2012, 14:30 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Imam Nawawi
Ibnu Abbas RA meriwayatkan, zikir kepada Allah merupakan ibadah terbesar dibandingkan ibadah lainnya. Bahkan, Allah SWT memberikan jaminan langsung kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa berzikir kepada-Nya. “Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (QS al-Baqarah [2]: 152).
Zikir adalah satu amal ibadah yang sangat strategis bagi umat Islam untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Dengan berzikir, Allah pun langsung mengingat kita. Karena itu, semakin banyak kita mengingat Allah, semakin kuat pula Allah mengingat kita. Dalam Alquran, Allah memerintahkan umat Islam untuk senantiasa memperbanyak zikir kepada-Nya. “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS al-Ahzab [33]: 41).
Zikir harus dilakukan setiap saat, kapan pun, di mana pun, dan dalam keadaan bagaimanapun. Karena, Allah akan memberikan beragam keutamaan kepada orang yang banyak mengingat-Nya. Bahkan, Allah akan memberikan sesuatu yang lebih baik kepada ahli zikir.
Dalam Hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, “Siapa yang menyibukkan diri dengan mengingat-Ku, daripada meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberikan kepadanya sesuatu yang lebih baik dari yang diberikan kepada orang yang meminta.” (HR Bukhari).
Karena itu, pantaslah jika seorang sahabat Nabi, Muadz bin Jabal, berkata, “Penghuni surga tidak menyesali apa pun selain waktu yang mereka lewatkan tanpa berzikir kepada Allah.” Subhanallah, sedemikian agungnya faedah zikrullah. Masihkah kita enggan untuk melakukannya?
Rasanya, tak seorang Muslim pun yang tidak mengerti tentang zikir. Tetapi dalam praktiknya, mayoritas umat Islam masih enggan untuk melakukannya. Hal ini bisa kita saksikan dari semakin banyaknya huru-hara, tawuran antarwarga, pencurian, perjudian, penipuan, dan korupsi.
Fakta yang paling nyata adalah masih banyak umat Islam yang interaksinya dengan Alquran dan masjid sangat kurang dan memprihatinkan. Padahal, seorang Muslim akan terjamin mampu melakukan zikir dengan benar dan konsisten manakala dirinya memiliki interaksi yang baik dengan Alquran dan masjid.
Hanya dengan Alquran, seorang Muslim akan memperoleh kebahagiaan. Dan, hanya melalui Masjid seorang Muslim dapat dikatakan benar-benar beriman. Itulah mengapa bangunan yang pertama dibangun oleh Rasulullah SAW adalah masjid.
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah. Maka, merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS at-Taubah [9]: 18).
Menyongsong bulan suci Ramadhan kali ini, akan sangat baik jika seluruh umat Islam berbondong-bondong menyambut bulan penuh berkah ini dengan banyak berzikir kepada Allah dengan senantiasa menadaburi Alquran dan memakmurkan rumah Allah (masjid). Hanya dengan Alquran dan masjid, insya Allah keutamaan zikir akan kita dapatkan dengan sempurna. Aamiin.
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber :
Republika Online - http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/07/19/m7ecvm-inilah-keutamaan-zikir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar