Sabtu, 28 Juli 2012, 08:14 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Bagi orang yang berpuasa apabila ia dimaki atau ditantang oleh seseorang, ia tidak boleh membalasnya dengan perbuatan yang sama, hal ini dilakukan agar tidak bertambah makian dan tantangannya.
Namun, begitu, ia tidak boleh berdiam diri di depannya tanpa mengatakan sesuatu, ia harus mengatakan kepadanya bahwa ia sedang berpuasa sebagai isyarat bahwa sikap itu disebabkan memuliakan puasa, bukan karena tidak mampu membalasnya. Dengan demikian, akan berhentilah makian dan tantangan tersebut. Firman Allah: ''...Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.'' (Fushshilat: 34-35).
Keistimewaan puasa akan tampak jelas pada hari kiamat sebagaimana yang dikatakan Sufyan bin Uyainah, ''Bila hari kiamat telah tiba, maka Allah akan menghitung seluruh amalan hamba-Nya, dan seluruh kezaliman yang pernah dilakukannya akan diberi balasan sesuai amalan-amalan itu. Artinya, seluruh amal kebaikannya itu akan dipergunakan untuk menutupi kezalimannya sehingga apabila tidak tersisa lagi amalannya kecuali puasanya, maka Allah akan memaafkan kezalimannya yang tersisa dan akan memasukannya ke dalam surga lantaran puasanya.''
Keutamaan-keutamaan puasa itu tidak akan dapat diperoleh kecuali oleh orang yang melakukan puasa dengan sungguh-sungguh serta menjaga adab-adabnya, karena itu bersungguh-sungguhlah Anda dalam berpuasa dan jagalah batas-batasnya serta bertobatlah kepada Rabb karena kekurangsempurnaan Anda dalam menjalankan semua itu.
Redaktur: Endah Hapsari
Reporter: Damanhuri Zuhri
Sumber :
Republika Online - http://ramadhan.republika.co.id/berita/ramadhan/shaum-ala-rasulullah-saw/12/07/27/m7tm8x-mari-melatih-kesabaran-dengan-berpuasa-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar