Bahagia dengan Bersyukur

Rabu, 08/08/2012 07:11 WIB

KH Abdullah Gymnastiar - detikRamadan

Jakarta - Orang yang tahu banyak nikmat itu dari Allah SWT, maka ia makin banyak bersyukur. Dia akan makin bahagia terhadap nikmat yang sudah ada, dan dengan syukurnya dia bisa mengundang nikmat yang belum ada. Jadi, sesungguhnya antara kehebatan syukur dengan kehebatan keinginan jauh lebih hebat kemampuan bersyukur.

Orang yang jago bersyukur lebih terjamin daripada orang yang banyak keinginan. Banyak orang lebih fokus pada keinginannya, tidak pada mensyukuri yang ada. Bukan tidak boleh memiliki keinginan, namun jangan sampai keinginan tersebut menghilangkan rasa syukur terhadap nikmat yang ada. Contoh, ingin nasi goreng, yang ada ternyata hanya nasi uduk. Kalau nasi uduk diketahui sebagai karunia Allah SWT yang besar, tentunya dia tidak akan kesal karena tidak tersedia nasi goreng.

Atau ketika yang ada hanya air putih, tidak ada air susu, ia kesal. Padahal, apabila ditafakuri adanya air putih itu, ternyata harus melalui rangkaian proses yang demikian panjang, dari mata air di pegunungan, kemudian masuk ke dalam pabrik, dikemas oleh siapa, disebar di pertokoan, dan hingga sampai di atas meja.

Dikisahkan ada seorang kaya raya yang sakit. Menjelang sembuh ia ingin menikmati makanan-makanan yang serba enak. Lalu ia pun sengaja berpindah-pindah restaurant di hotel-hotel berbintang hingga lima hotel ia datangi. Karena dirinya belum sembuh betul dari sakitnya, ia mengambil kesimpulan bahwa tidak ada satu pun makanan yang terasa enak di hotel-hotel tersebut. Beda dengan yang dirasakan oleh seorang petani biasa yang makan di pematang sawah. Bekal makanannya nasi dengan lauk pauk seadanya dan ditambah sambal. Ia melahap makanan dengan sangat nikmatnya. Allah lah yang menciptakan nikmat bukan dari lidah.Maka, orang yang tahu bersyukurlah yang bisa menikmati hidup ini. Orang yang menderita itu bukan karena kurang karunia, orang menderita karena kurang bersyukur. Enaknya makanan itu bukan dari makanan, tapi dari rasa syukur.

Nikmat itu akan jauh lebih terasa dengan syukur, dan juga jauh lebih akan berdatangan lagi dengan syukur. Pokoknya syukuri segala keadaan. Bangun tidur dengan mudah itu nikmat yang besar, karena tidak semua orang bisa seperti ini. Alhamdulillah atas apa yang ditemui. Kondisi ekonomi yang ada, syukuri, dengan tetap menjalani ikhtiar dengan sebaik-baiknya. Bila merasa belum kaya, ingatlah bahwa di dunia ini tidak harus semua orang mesti kaya. Allah Maha Teliti dalam mengatur urusan rejeki hamba-hamba-Nya. Belum banyak orang kaya saja jalanan sudah demikian macetnya, demikian salah satu fakta sederhananya.

Seorang ahli syukur tidak tegang dalam persaingan hidup. Karena meyakini bahwa yang lain pun hamba Allah SWT yang memiliki rejekinya masing-masing, dan dalam pengurusan Allah SWT pula . Banyak orang sengsara bukan karena kurang karunia, akan tetapi karena kurang bersyukurnya.


*Pimpinan Ponpest Daarut Tauhiid
Pendiri & Pembina DPU Daarut Tauhiid

(rmd/rmd)


Sumber :
Detik.com - http://ramadan.detik.com/read/2012/08/08/071119/1985844/1422/bahagia-dengan-bersyukur

Tidak ada komentar: