Kamis, 09/08/2012 07:22 WIB
KH Abdullah Gymnastiar - detikRamadan
Jakarta - Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah: 269 yang artinya:
"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.”
Siapapun orang yang bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpanya, baik itu kesenangan atau kesedihan, itulah orang yang beruntung, karena Allah SWT telah memberi kebaikan kepadanya. Orang yang berbuat kebaikan walupun baru niat, itu sudah dicatat sebagai kebaikan apalagi jika melakukannya. Adapun bagi orang yang berbuat maksiat dan melakukannya maka sesungguhnya dia adalah orang yang merugi.
Tatkala ujian datang dan disikapi sesuai dengan yang Allah SWT sukai, maka akan menjadikannya beruntung. Rasullullah saw ketika masih muda sebelum diangkat menjadi Nabi pernah berniat akan menonton acara hiburan yang diadakan pada waktu itu, tapi Allah-lah yang menguasai kehidupan beliau, tiba-tiba didatangkan rasa kantuk kepadanya dan membuat beliau tertidur dan baru bangun pada pagi hari, sehingga tidak bisa pergi ke acara tersebut.
Kalau kita mau berbuat maksiat namun, tanpa disadari terlupakan sehingga tidak jadi melakukannya, ketahuilah bahwa itu kasih sayang dan pertolongan Allah SWT. Setiap kejadian itu atas izin Allah SWT, dan pasti ada hikmah. Ilmu jerawat yang sering disampaikan, misalnya, terkadang orang sibuk memikirkan jerawatnya, dari pada wajahnya yang lebih luas, hidungnya yang bisa bernafas, dan masih tidak terhitung nikmat yang lainnya.
Begitu pun yang dialami seorang ulama, ketika diminta fatwa tentang membebaskan seorang budak selama satu bulan beliau belum memberikan jawaban. Kenapa? Ternyata beliau sendiri belum mempraktekkannya. Beliau bebaskan dulu budak tadi barulah beliau mengeluarkan fatwanya.
Pelajaran dari Allah SWT tidak semudah seperti menghadapi kenyataan yang terjadi dengan kehidupan kita. Tafakuri terhadap setiap ujian yang Allah SWT berikan itu tidak lain untuk mengambil hikmah sesudahnya. Fokusnya jangan ke sakit, tapi lebih kepada dosa yang bisa ditebus dengan rasa sakit yang Allah SWT berikan. Mudah-mudahan perihnya sakit itu bisa menghapus dosa.
Ada dosa yang bisa terhapus dengan perih, sakit dan nelangsa. Setiap kejadian itu harus dibongkar. Jalan keluarnya taubat, setelah ingat dosa-dosanya, menjadi jalan pendekatan kepada Allah SWT, dan menambah ilmu. Walaupun harus dihina dan ditipu. Itu semua tidak bahaya. Yang bahaya justru ketika merasa bangga dengan dosa yang sudah kita lakukan.
Digigit anjing baik atau buruk? Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kisah seorang yang ingin mendapat jodoh. Setelah berdoa kemuadian keluar rumah. Begitu keluar rumah memang ada yang tertarik bahkan sampai mengejar dan digigit. Dibawa ke rumah sakit terdekat, diperiksa dokter, diopname, lalu dia bertemu dengan seorang suster. Setelah lama merasa saling cocok dan tertarik dengan suster tadi. Beberapa hari kemudian suster tadi menikah dengan calonnya yang lain. Maka ada pasien lain yang merasa kasihan dan iba yang mendoakan supaya cepat menikah. Akhirnya pasien tadi pun menikah dengan calonnya yang lain, yakni dengan dokter. Dokter yang merawatnya merasa tidak tega, melihat si pasien tadi sudah digigit anjing, di opname, sakit hati juga. Dokter pun bertanya dan menikah dengan calonnya. Akhirnya si pasien tadi pulang meninggalkan rumah sakit.
Pasti ada hikmah dibalik setiap kejadian yang menimpa kita. Tidak ada yang sia-sia. Dalam quran surat An-Nisa: 79 Allah SWT berfirman :
"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi."
Selain luangkan waktu untuk tafakur, bertaubatlah karena musibah-musibah yang terjadi banyak karena akibat dari kesalahan dan dosa kita. Sedangkan setiap kebaikan semua dari sisi Allah SWT, karena Allah hanya menginginkan kebaikan saja bagi kita. Sedangkan setiap keburukan itu banyak akibat dari dosa dan keburukan yang kita lakukan. Jadi ketika ada keburukan yang menimpa harus segera dicari apa yang membuat itu terjadi pada kita dengan menyadari dosa.
*Pimpinan Ponpest Daarut Tauhiid
Pendiri & Pembina DPU Daarut Tauhiid
(rmd/rmd)
Sumber :
Detik.com - http://ramadan.detik.com/read/2012/08/09/072219/1986816/1422/tafakur-atas-musibah?r992202625
Tidak ada komentar:
Posting Komentar