Rabu, 01/08/2012 06:47 WIB
KH Abdullah Gymnastiar - detikRamadan
Jakarta - Seorang yang tengah menempuh jalan untuk senantiasa mendekat kepada Allah SWT, mesti menyiapkan diri terhadap ujian-ujian yang bisa terjadi. Orang-orang yang beriman akan diuji tentang sejauh mana keimanan yang melekat di dalam dirinya. Pasti Allah SWT akan menguji orang-orang yang beriman kepada-Nya.
Allah SWT berfirman dalam QS Al-Ankabut (29) ayat 2 yang artinya:" Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan berkata "kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?"
Untuk mencapai kebersihan tauhid maka Allah akan menguji dengan berbagai kejadian dalam menjalani hidup. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqoroh (2) ayat 155 yang artinya: "dan kami pasti menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar"
Ujian hidup dirancang bukan untuk menghancurkan, tapi sebaliknya untuk membersihkan dan menguatkan.
Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah menimpa seorang muslim berupa nashab (rasa lelah), washab (sakit fisik), hammin (sedih membayangkan apa yang terjadi di masa depan), huznin (kesedihan yang muncul karena teringat pada kejadian di masa lalu seperti kehilangan seseorang/sesuatu) dan adza (bahaya secara mutlak), ghammin (sakit hati disebabkan apa yang terjadi mencakup semua yang tak disenangi, syaukah (duri) yang menusuknya, kecuali Allah akan menjadikannya sebagai kaffarat dosa-dosanya (khathaya) (HR. Bukhori Muslim, Lafadz dari Muslim).
Ujian hidup merupakan bentuk kasih sayang Allah agar hamba-Nya selamat dan bisa bahagia. Karena tak akan bahagia kecuali dengan hati yang bersih dari kemusyrikan (adanya sandaran selain Allah), kemunafikan, serta kokohnya keyakinan dan istiqomah untuk selalu patuh kepadaNya.
Berbaik sangkalah kepada Allah. Jalani ujian demi ujian tanpa keluh-kesah, karena semua sudah dirancang Allah dengan sempurna, sangat baik dan sangat manfaat bagi dunia akherat. DIA sangat menyayangi hamba-Nya dan sangat ingin hamba-Nya menjadi ahli surga-Nya.
Rasullullah SAW bersabda: "Seorang hamba memilki derajat di surga. Ketika dia tak dapat mencapainya dengan kebaikannya. Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu" (HR At-Thabrani)
Ujian hidup akan terasa sakit bila berburuk sangka kepada Allah, tak ridho dengan ketentua-Nya, bagai menggenggam erat kawat berduri yang tak mau melepaskannya.
Allah SWT berfirman dalam QS Al-A'rof ayat 169 yang artinya: "dan kami uji mereka dengan nikmat yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk agar mereka kembali (kepada kebenaran)."
Jadi jika menghadapi ujian hidup harus ridho dan segera bertaubat, jika tidak, maka tak bisa memahami hikmah dibalik ujian.
Jangan terjebak sesuatu yang membuat sengsara, karena semua takdir Allah SWT pasti baik, tak menerima takdir Allah, karena dianggap tak sesuai keinginan.
Semua ujian hidup sudah diukur Allah SWT. Allah Maha Adil menempatkan sesuatu pada tempatnya. Allah SWT sangat tahu tentang ciptaan-Nya, tahu kebutuhan hamba-hamba-Nya, sebagaimana Allah berfirman dalam QS Ar-Ra'd (13) ayat 8 yang artinya: "..... Dan segala sesuatu. Ada ukuran di sisi-Nya".
Jadi, yakinlah bahwa semua ujian hidup terjadi atas ijin Allah SWT, pasti baik, Maha Suci Allah dari berbuat zhalim, harus berprasangka baik kepada Allah SWT. Penilaian buruk terhadap kejadian karena kebodohan dan nafsu.
Kita tidak diminta oleh Allah SWT untuk menyelesaikan segala masalah dalam menghadapi ujian hidup, tapi lebih diperintahkan agar bertakwa. Dengan takwa maka akan ada jalan keluar. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS At-Talaq (65) ayat 4 yang artinya: "........Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya".
Jadi pasrahkan kepada Allah SWT, penuhi hati dengan Allah SWT, fokus ibadah dan taat, ikhtiar yang baik, jangan memikirkan dunia, yakinlah dengan janji dan jaminan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:"besarnya pahala sesuai besarnya ujian dan cobaan, sesungguhnya Allah Azza Wajalla, bila menyenangi sesuatu kaum, Allah menguji mereka." (HR Turmidzi).
Hal lain yang bisa menjadi ujian adalah sesuatu yang membuat lalai kepada Allah SWT. Maka bila tidak segera sadar, bisa jadi akan diambil oleh Allah dengan cara-Nya. Maka jangan ada sesuatu apapun yang menjadi sandaran. Tenang itu bukan nyaman, tapi bersikap yang tepat terhadap ujian hidup yang Allah SWT berikan.
*Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid
Pendiri & Pembina DPU Daarut Tauhiid
(rmd/rmd)
Sumber :
Detik.com - http://ramadan.detik.com/read/2012/08/01/064747/1979944/1422/bersiap-menghadapi-ujian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar