Serba-serbi Lailatul Qadar

Senin, 06 Agustus 2012, 11:18 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu keutamaan bulan Ramadhan adalah dengan adanya malam yang lebih baik dari seribu bulan yang dinamakan dengan Lailatul Qadar. Lailatul Qadar adalah malam yang dimana pada saat tersebut diturunkannya Alquran.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Al Qadr, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Alquran pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar ). Dan tahukah engkau apa malam kemuliaan (Lailatul Qadar) itu? Malam kemuliaan (Lailatul Qadar) itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat- malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Surah Al-Qadr: 1-5).

Malam kemuliaan yang dikenal dengan Lailatul Qadar adalah suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, dan kesejahteraan. Malam Qadar adalah waktu pertama turunnya Alquran. Ibadah di dalamnya, seperti salat, zikir, tilawah Alquran, sedekah, dan amal-amal sosial, lebih baik dari amal-ibadah seribu bulan.

Menentukan Lailatul Qadar.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW jika telah memasuki sepuluh yang akhir bulan Ramadhan, beliau mengencangkan ikat pinggangnya untuk menghidupkan malamnya, serta membangunkan keluarganya.

Lailatul Qadar tidak tetap atau berubah-ubah dalam tanggal jatuhnya. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW mengatakan bahwa Lailatul Qadar turun pada 10 malam terakhir di Bulan Ramadhan. Tepatnya pada malam-malam ganjil, yaitu 21,23,25,27, dan 29.

Karena pada malam itulah mula-mula diturunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW.

Menurut pendapat sebahagian ulama, malam Lailatul Qadar diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan. Hal inilah yang dikenal di Tanah Air sebagai malam Nuzul Qur'an yang berarti malam permulaan turunnya Alquran.

Para ulama tersebut berpendapat, Lailatul Qadar yang pertama turun pada Tanggal 17 Ramadhan, sementara Lailatul Qadar selanjutnya beralih kepada malam-malam sepuluh akhir bulan Ramadhan. Sebagaimana hadis Nabi SAW yang menganjurkan kita untuk mencarinya pada malam-malam itu pada malam sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Selanjutnya, banyak juga para ulama yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam 27 Ramadhan. Yang terakhir ini merupakan pendapat yang terbanyak dari kalangan Fuqaha. Sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mencari Lailatul Qadar, maka hendaklah ia mencarinya pada malam 27 Ramadhan."

Riwayat lain dari Ubayu bin Kaeb mengatakan, "Demi Allah yang tiada Tuhan kecuali Dia, sesungguhnya dia (Lailatul Qadar) ada dalam bulan Ramadhan. Demi Allah, sungguh aku mengeta¬hui malam itu, yaitu malam yang kita diperintahkan oleh Rasulullah SAW mendirikannya. Yaitu, malam 27 Ramadhan. Adapun tanda-tandanya ialah, matahari terbit pada pagi-harinya bercahaya putih dan tidak terang sinarnya." (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).

Mendirikan Lailatul Qadar.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah RA, sabda Rasulullah SAW, "Barangsiapa mendirikan Lailatul Qadar karena iman dan karena Allah semata, diampuni segala dosanya yang telah lalu."

Jika kita benar-benar mendapatkan malam tersebut, apakah yang harus kita lakukan? Sebagaimana yang ditanyakan Aisyah kepada Rasulullah SAW, Aisyah RA mengatakan, "Saya telah bertanya kepada Rasulullah SAW, bagaimana jika saya dapat mengetahui malam Qadar itu, apakah yang sebaiknya aku katakan?"

Rasulullah SAW menjawab: "ucapkanlah, Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa, fa'fu'anni" (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, suka mengampuni kesalahan, maka ampunilah kesalahanku." (HR. Ahmad, Turmudzi, dan Ibnu Majah)

Redaktur: Hafidz Muftisany
Reporter: Hannan Putra


Sumber : Republika Online
01. http://ramadhan.republika.co.id/berita/ramadhan/shaum-ala-rasulullah-saw/12/08/06/m8bfz7-serbaserbi-lailatul-qadar-1
02. http://ramadhan.republika.co.id/berita/ramadhan/shaum-ala-rasulullah-saw/12/08/06/m8bjuo-serbaserbi-lailatul-qadar-2habis

Tidak ada komentar: